Membenamkan ummat Islam ke dalam aliran-atiran fikiran yg menyesatkan
Di antara cara menggerogoti da’wah Islam ialah membenamkan ummat Islam ke dalam aliran-aliran yg menyesatkan; terutama Generasi Muda dgn memalingkan mereka dari agama.

Materialisme

Zaman modern telah diracuni dgn meniupkan faham kebendaan ke dalam otak dan pribadi masyarakat dgn faham yg mengingkari nilai kemanusiaan rasa kasih sayang penyantun terhadap keluarga kerabat dan masyarakat semuanya. Yang paling berbahaya di dalam aliran materialisme ialah besar nafsu manusia nafsu masuk selalu di bagian-bagian yg lemah sehingga manusia itu selalu cenderung pada hal-hal yg cepat utk mendapatkan kecintaan dan kesuksesan seperti yg dijelaskan oleh Allah dalam surat al Qiyamah ayat 20-21 dan surat Al Insan ayat 27 yg artinya:
“Ingat! bahkan kamu suka yg segera dan kamu tinggalkan akhirat.” (al Qiyamah ayat 20-21).
“Sesungguh mereka itu mencintai yg segera dan meninggalkan di belakang hari yg berat pertanggungan jawab (siksanya).” (al Insan ayat 27).
Kecenderungan nafsu ini dimanfaatkan oleh musuh Islam utk memojokkan pemuda dan pemudi melakukan penggerogotan da’wah Islam dgn mengutip sebagian kata-kata akhli tasauf yg mengatakan diri Islam di mana kaum tasauf yg ingin memencilkan diri dari kesenangan dunia yg menurut anggapan mereka adl bukti dari mengikut agama yg sebenarnya. Semua ini adl propaganda batil. Tapi Orientalis mengambil manfaat dari hal tersebut utk merusak Generasi Muda Islam dgn faham materialis agar mereka bingung dan ragu. Materialisme mengingkari agama yg menyeru kepada iman iman pada metafisika (ghaib) yaitu iman pada Allah malaikat akhirat hisab surga neraka dan semua yg terjadi di dalam rasa menjadi pegangan ratio bagi aliran kebendaan di dalam mehghukum sesuatu utk menerima atau menolak arti aliran kebendaan menyarankan ummat manusia ke dalam hwa nfsu (**) dan mencintai dunia serta meninggalkan agama yg benar.
Karena itu para juru da’wah/ummat Islam harus menangkis propaganda yg menyesatkan ini dan menjelaskan kepada Angkatan Muda khusus bahwa Islam bukan saja menyeru kepada kebahagiaan di akhirat dan tak pernah mengharamkan segala yg baik waktu hidup di dunia bahkan Islam menghendaki supaya mereka harus kuat dan sehat agar beramal di semua lapangan kehidupan dan memanfaatkan segala sesuatu yg baik dari hasil usaha mereka itu. (Lihat surat Al-Baqarah ayat 172 Al-Maidah ayat 87 Al-A’raf ayat 32 dan An-Nahl ayat 97).
Artinya: “Wahai orang-orang beriman! Makanlah olehmu rezki-rezki yg baik yg telah kami berikan kepada kamu dan bersyukurlah kepada Allah jika kamu hanya mengabdi kepada-Nya semata!” (Al-Baqarah ayat 172). Artinya: “Wahai orang-orang beriman! Janganlah kamu haramkan segala yg baik yg telah dihalalkan oleh Allah utk kamu dan janganlah kamu melewati batas sesungguh Allah tak suka pada orang-orang yg melewati batas.” (Al-Maidah ayat 87).
Artinya: “Katakanlah! Siapa yg berani haramkan perhiasan yg telah didatangkan Allah utk hamba-hamba-Nya dan jangan mengharamkan yg baik-baik dari rezki; katakanlah semua itu adl utk orang-orang beriman guna kehidupan di dunia dan kehidupan di akhirat yg murni begitulah Allah (Kami) menjelaskan ayat-ayat kepada orang-orang yg mengerti.” (Al-A’raf ayat 32). Artinya: “Siapa-siapa yg beramal saleh baik laki-laki maupun wanita dan dia beriman maka akan Kami berikan pada kehidupan yg layak dan akan kami cukupkan pahala dgn yg lbh baik dan yg sudah ia kerjakan.” (An-Nahl ayat 97).
Yang menegaskan: Agar orang-orang yg beriman menikmati yg halal dan yg baik dan jangan mencoba-coba mengharamkan yg dihalalkan Allah dan jangan melanggar batas ketentuan (Syari’at). Semua itu utk menjamin keselamatan manusia sendiri serta utk melindungi dari bahaya kehancuran atau menurun ke derajat alam binatang (yaitu apabila ia sudah melanggar batas-batas tersebut). Kehancuran dan turun ke derajat hewan inilah yg diinginkan dan dituju oleh aliran materialisme.

Wujudiyah = Existentialism

Yaitu aliran kebebasan yg melepaskan diri dari semua ikatan kemasyarakatan hukum peraturan serta adat-istiadat dan mengakui semua agama tak punya tempat tak mempunyai isteri dan atau tanah air. Sebenar aliran ini adl lanjutan dari aliran fikiran yg ditimbulkan oleh materialisme modern yaitu memisahkan manusia dari aliran rohani dan menjadikan menurun ke alam hewan semata yg tak berperikemanusiaan dan tak berperasaan. Paul Sartre tokoh aliran Wujudiyah (Existentialism) ini menyatakan: “Yang pantas dilaksanakan dalam kehidupan kebebasan ialah menjadikan orang-orang pengecut menjadi berani menerima ajakan kebinatangan melakukan keinginan nafsu membuang semua tradisi ajaran-ajaran kemasyarakatan dan menghancurkan segala ikatan yg dibuat oleh agama-agama.” (Dari buku karya William James yg diterjemahkan oleh Dr Mahmud Hasbullah dgn judul Iradah al I’tiqad halaman 21).
Aliran Wujudiyah merusak tabiat manusia akal hati dan jiwa serta menjerumuskan kepada hewan yg tak berotak tak berhati dan tak berjiwa (tak berperasaan). Aliran ini sudah tersebar luas di berbagai tempat di Eropa dan Amerika sebagai akibat dari kemerosotan Kristen di negeri-negeri tersebut. Kemudian Yahudi menggunakan kesempatan ini utk memperluas kegagalan dan kemerosotan masyarakat Eropa dan Amerika yg kemudian diekspor (diluaskan) ke negeri-negeri Islam melalui Pemuda-pemuda Islam yg belajar di Barat.
Faham ini ditanamkan pada pemuda-pemuda Islam itu sebagai pengertian yg bermaksud utk pendangkalan yg dianggap sebagai gerakan kebebasan. Demikianlah peranan besar yg dilakukan oleh Orientalisme utk menyesatkan Pemuda-pemuda Islam dgn semboyan “Gerakan pembebasan yaitu bebas dari Agama akal dan perikemanusiaan supaya mereka menjadi hewan yg lbh sesat tak khawatir lagi pada bahaya-bahaya kolonialis dan Orientalis utk memerangi Islam dan penggerogotan da’wahnya.”
Karena itu kita ummat Islam harus waspada terhadap propaganda yg berbahaya ini supaya tak terpengaruh oleh musuh-musuh tersebut.

Sekularisme

Di antara cara Orientalis utk merusak da’wah Islam ialah dgn penyebaran faham-faham kepada para ilmuwan Islam agar mereka memisahkan antara ilmu dgn agama (yang disebut Sekularisme) yaitu propaganda palsu dan sesat yg bertopengkan intelektualisme. Sekularisme adl apa yg dipropagandakan oleh Orientalisme utk merusak Da’wah Islam. Mereka membiayai dan memperlengkapi dgn segala fasilitas agar ilmu dapat terpisah dari agama. Gerakan ini mulai bangkit di Eropa setelah terjadi persaingan antara Ilmuwan dgn pemuka-pemuka Gereja yg berkuasa di zaman Pertengahan dan menguasai otak orang-orang Eropa yg tak menerima fikiran atau pendapat di luar yg bersumber pada Gereja / Kristen. Di waktu itu kekuasaan Gereja mempunyai hak pengampunan terhadap orang-orang yg bersalah dan berdosa besar begitu juga punya hak mengutuk dan mengusir sebagai mewakili Tuhan dan lain sebagainya.
Persengketaan ini berakhir dgn berpisah antara ilmu pengetahuan dgn Gereja dan masing-masing punya tokoh utama. Para ahli pengetahuan boleh berkata sesuka tanpa protes dari pihak Gereja dan sebalik pihak Gereja punya hak mengatakan apa yg mereka sukai dalam urusan agamanya. Ketika terjadi persaingan antara ilmu dan agama Kristen akibat dari perbuatan pihak Gereja yg menjalankan apa-apa yg diprotes oleh aliran ilmu maka Agama (Kristen) harus memisahkan diri dari urusan dunia dan urusan diganti/diambilalih oleh aliran ilmu tanpa agama. Berbeda dgn Islam Islam selama tak memisahkan dan tak mempertentangkan ilmu dgn agama sebab ilmu adl alat utk memperkuat agama dan agama itu sendiri pun adl ilmu dan ilmu adl pembimbing kepada Agama. Di dalam Al-Qur’an kata-kata “ilmu” dan yg berhubungan dgn ilmu punya hubungan/peranan penting sekali yg lbh dari 820 kali disebutkan.
Pengembangan ilmu adl sebagian dari risalah Islam dgn ilmu manusia bisa mengenal Tuhan mengamalkan Syari’at Islam dan Islam mewajibkan menuntut ilmu lihat surat Az-Zumar ayat 9 Al-Mujadalah ayat 11 dan Thaha ayat 114. “Katakanlah (ya Muhammad)! Apakah sama orang berilmu dgn yg tak berilmu? Ha yg bisa menganalisa ialah ahli-ahli fikir.” (Az-Zumar ayat 9).
“Allah meninggikan derajat orang-orang berilmu dan yg diberi ilmu.” (Al-Mujaadalah ayat 11). “Katakanlah ya Muhammad: O Tuhan! Tambahlah aku dgn ilmu.” (Thaha ayat 114).
Adapun sekularisme yg dilahirkan oleh Orientalis membawa pada pemisahan ilmu dgn agama hal ini tak ada dalam Islam dan tak pantas ada dalam masyarakat Islam krn Islam menghimpun ilmu dan pengetahuan.
Siapa yg menerima sekularisme berarti tak akan tahuhakekat Islam dan tidaklah sempurna Islam seseorang tanpa ilmu.
Kita harus membendung pemuda-pemuda terpelajar dari taktik buta sekularisme yg menyesatkan siapa yg tenggelam dalam aliran pemikiran yg dibawa Orientalis berarti akan mengkaramkan ummat Islam sendiri sebab hal demikian akan merusak aqidah dan menjauhkan mereka dari agama yg membawa kesentausaan mereka (Islam). Allah-lah yg punya kemuliaan kekuasaan yg menentukan begitu Rasul-Nya dan orang beriman.

Membasmi Bahasa Arab

Di antara cara Orientalisme menghancurkan Islam ialah dgn membasmi bahasa Arab bahasa Al Qur’an. Ini dilakukan oleh Orientalis setelah mereka gagal merusak Al Qur’an secara langsung. Orientalis menanamkan faham kepada pelajar-pelajar mahasiswa-mahasiswa Islam di Barat dgn menyatakan bahwa “Bahasa Arab tak perlu utk perkembangan dan pembahasan.” Maksud ialah utk melemahkan bahasa Arab itu sendiri agar Ummat meninggalkan bahasa Arab dan terputuslah hubungan sesama ummat Islam dan antara Muslim dgn Allah dan Sunnah Nabi.
Orientalis menuduh bahwa “bahasa Arab mempunyai kekurangan-kekurangan kelemahan-kelemahan tak mampu menanggulangi ilmu-ilmu modern. Keterbelakangan ummat Islam tersebab kekurangan-kekurangan yg ada dalam bahasa Arab. Bahasa Arab tak mampu menampung buah fikiran atau teori-teori Barat. Karena itu para pemakai bahasa Arab harus memakai atau mengalihkan perhatian kepada bahasa asing dan mendalami bahasa asing yg digunakan di zaman modern ini.” Tuduhan ini adl palsu dan bathil sebab bahasa Arab adl bahasa yg sangat luas dan bisa melahirkan bahasa/kata-kata baru. Bukti sesudah Islam meluas ke tetangga Arab bahasa Arab bisa menerima bahasa Rumawi dan bahasa Parsi yg dijadikan bahasa Arab baik utk mufradaat maupun Tarkib (susunan kata) sesudah itu meluas ke peradaban Yunani dan Rumawi kuno. Dengan bahasa Arab bisa diterjemahkan fikiran-fikiran dan falsafat failasuf dari hasil usaha (ilmu) dan bahasa Arab inilah Eropa mulai dikeluarkan dari kegelapan di zaman Pertengahan dan masuk ke abad modern yg mereka banggakan. Tidak logis kalau bahasa Arab lemah seperti dituduhkan oleh para Orientalis di atas.
Orientalis menanamkan perasaan pada pelajar-pelajar/mahasiswa-mahasiswa Islam agar mereka menulis atau mengarang harus dgn huruf/bahasa Latin/asing dari Arab sebab bahasa Arab sulit menulis dgn mesin sulit mencetak dan lambat dan bermagam-macam bentuknya. Sedangkan menulis huruf dgn Latin lbh praktis dan tak sulit. Inilah propaganda keji yg memutuskan antara Generasi sekarang dgn generasi sebelum dan kalau dibiarkan begitu maka bahasa Arab akan ditulis dgn bahasa Latin padahal dalam bahasa Latin tak ada huruf:
yg tak mudah mengucapkan dgn huruf Latin. Berarti bahwa propaganda utk menulis bahasa Arab dgn huruf Latin adl utk melemahkan bahasa Arab bahasa Al Qur’an dan utk menghancurkan Islam. Di samping itu Orientalisme membesar-besarkan propaganda utk menggunakan bahasa Arab ‘Ammi (bahasa pasar/harian) sebagai ganti dari bahasa fushhah (bahasa resmi) yg tak dipakai dalam masyarakat awam ini akan memisahkan (gap) antara orang awam (biasa) dgn orang terpelajar.
Padahal bahasa fushhah adl bahasa Qur’an dan Hadist utk memberikan pemahaman pada semua kalangan tetapi kalau dipojokkan utk kalangan pelajar dan cendekiawan Arab saja akan tertinggallah orang-orang awam dari memahami Islam mereka tak akan mampu melaksanakan mengamalkan perintah atau meninggalkan larangan dan tak tahu alasan-alasan tak mengerti kisah-kisah dari Al Qur’an atau pelajaran-pelajaran Islam secara umum. Sebalik bahasa ‘Ammi hanya difahami oleh kalangan terbatas dan tiap-tiap negara Islam (Arab) berbeda-beda pula bahasa ‘Ammi-nya. Taklah asing kalau bahasa ‘Ammi di satu tempat (antara Mesir dgn Libya atau Saudi dgn Marokko dan lain sebagainya) berbeda dan bertentangan satu sama lain yg tak dapat difahami satu sama lain sebagaimana perbedaan bahasa Inggris awam di Amerika dan Inggris dan lain sebagainya. Ini tak lain adl cara Orientalis memecah belah orang Islam dan menghancurkan Islam.
Begitu pula Orientalis mendorong/menyuruh para pelajar Arab/Islam yg belajar kepada mereka agar meninggalkan bahasa Arab dan hanya dibolehkan menggunakan bahasa Eropa (Barat) saja dgn alasan yaitu mudah mempelajari aman serta terhindar dari kesalahan. Ini sudah diperingatkan Allah dalam Al Qur’an surat Yusuf ayat 21:
Artinya: “ Allah menurunkan Malaikat membawa Al-Qur’an dalam bahasa Arab yg tegas agar kamu memahaminya .” (Yusuf ayat 21).

Kristenisasi

Tak diragukan lagi oleh ummat Islam, bahwa Perang Salib belum berakhir sejak Eropa keluar dari keterbelakangan di zaman pertengahan mereka menuju ke timur dan menjadikan daerah-daerah jajahan.Penjajah bermaksud menguasai negeri dan rakyat kemudian menghancurkan Aqidah yg sudah bersemi di hati ummat Islam. Melalui Orientalisme penjajah menanamkan perasaan bahwa Islam berbahaya bagi programnya. Program yg digariskan dgn tujuan hendak mematikan nilai kemanusiaan di negeri jajahan supaya lenyap perasaan kemanusiaan di sana sehingga tak akan timbul bibit-bibit perlawanan menghadapi penjajah yg sudah memonopoli negeri itu dan program yg bertujuan mematahkan hal-hal yg peka pada jiwa ummat Islam yaitu faham Wahdaniyah yg tak mau tunduk pada selain Allah.
Justru krn itulah penjajah menebarkan hal-hal yg menyerang Islam secara rahasia melalui Orientalis terbukti dgn mobilisasi tentara di bawah pimpinan Orientalis mendrop para propagandis ke negeri-negeri Islam dan melindungi dgn tentara-tentara penjajah mengatur posisi dan propaganda di kota-kota dan kampung-kampung membantu mereka dgn uang atau mendirikan rumah sakit rumah jompo dan sekolah-sekolah; sebagai alat jaringan penyesatan. Mereka bersembunyi di balik kedok demi melepaskan masyarakat dari kemiskinan dan kebodohan dgn kedok yang.bernama Al Masih.
Di samping sasaran yg lain ialah membasmi bahasa Arab dan mencabut dari ummat Islam bahasa Al Qur’an konstitusi Agama. Dalam mencapai tujuan penjajah membujuk orang-orang yg ahli bahasa Barat lantas diberi jabatan dan posisi penting utk mendorong semangat ummat Islam berlomba-lomba mempelajari bahasa penjajah yg sekaligus orang-orang yg sudah asyik dgn bahasa asing (penjajah) itu terlengah atau segan-segan mempelajari bahasa Arab dgn pengertian bahwa mempelajari bahasa Barat (Inggris Perancis Jerman Belanda Rusia dan lain-lain) tak mempengaruhi aqidah agamanya. Karena itulah hampir semua negeri-negeri Islam yg berbahasa Arab pun menggunakan bahasa asing mereka hanya tahu bahasa Arab di waktu Shalat. Seperti umum di negeri-negeri Afrika Utara. Syukurlah sepeninggal penjajah negeri-negeri ini bekerja keras mengembalikan bahasa Arab sesudah berpengaruh Westernisasi di sana.
Para propagandis Kristen di negara-negara Islam sukses sekali apalagi setelah merosot bahasa Arab sebagai bahasa yg menjadi pendorong keinginan beragama di kalangan ummat. Pemerintah melepaskan pegangan ummat dari agama adab dan akhlaq Islam. Sebenar Orientalis dan penjajah lupa pada rahasia kegagalan utk membawa orang Islam melepaskan agama yaitu bahwa perbuatan tersebut bertentangan dgn naluri dan fitrah manusia sendiri betapapun besar biaya dan usaha mereka namun hal demikian tidaklah bisa menjadikan mereka berjaya krn Islam itu agama Fitrah yg sangat seuai dgn kejadian manusia.
Ini pulalah rahasia masuk Islam ke negara-negara lain dan langsung bersemi di hati dan akal penduduknya. Islam tersebar tanpa penyerbuan tentara dan pengiriman propagandis-propagandis yg banyak tapi sebenar Islam tersebar di seluruh dunia hanya dgn inti ajaran yg tersebar melalui pedagang yg bukan tujuan berda’wah tetapi meluas melalui gerakan menyeluruh. Penyiaran Islam di Asia Afrika Eropa dan Amerika dimasuki Islam tak pernah dilakukan dgn kekuatan senjata ataupun propaganda besar-besaran tetapi hanya dgn cara menyadarkan dan menghayati fitrah.