Rabu, 15 Juni 2016

Media memusuhi Islam?


Tak bisa dipungkiri bahwa media adalah ruang eksistensi yng cukup besar bagi siapa saja yang memiliki media tersebut. Bagi mereka yang tak mampu bersaing di ranah yang membutuhkan modal finansial yang cukup besar tersebut, maka bersiaplah untuk menjadi bulan-bulanan pihak yang memiliki kepentingan dalam berbagai aspek. Begitulah keberadaan ummat Islam saat ini. Minimnya dana yang dimiliki ummat untuk mengelola sebuah media massa menjadi salah satu penyebab yang paling klasik bagi ummat Islam untuk selalu menjadi korban pemberitaan yang salah sebuah media massa.
Melihat fakta yang memprihatinkan ini, harus ada sekelompok pembaharu yang idealnya lahir dari kalangan jurnalis muslim itu sendiri. Harus ada tokoh yang tampil, bergerak dan mengkampanyekan kebangkitan media Islam sekaligus membangun semangat yang kokoh para jurnalisme muslim untuk tampil memberikan perlawanan atas perlakuan yang tidak adil terhadap berbagai pemberitaan yang merugikan. Para jurnalis muslim harus memahami peran dan tugasnya, dan selanjutnya bekerja sesuai dengan rambu-rambu syar’i. Jika tidak, mereka akan menjadi bagian dari skenario besar yang hendak memadamkan cahaya Islam di bumi pertiwi ini, secara sadar maupun  tidak.
Atas dasar fakta yang terjadi di atas, seorang mantan News Produser TVOne bernama Mohamad Fadhilah Zein akhirnya merilis sebuah buku berjudul Kezaliman Media Massa Terhadap Umat Islam sebagai jawaban atas berbagai permasalahan yang ada.  Penulis merupakan seorang Jurnalis televisi yang paham betul tentang jagad dunia jurnalisme. Ia merasa prihatin dengan media massa di Indonesia, sengaja atau tidak, telah bertindak zalim terhadap umat Islam di republik ini. Realitas ini mendorongnya untuk menghimpun fakta dan bukti kezaliman yang dilakukan media terhadap umat Islam.
Penulis memberikan argumen mendasar mengenai permasalahan media dalam kaitannya dengan ummat Islam, seperti yang ia tuliskan secara tegas di dalam pengantar bukunya, Revolusi media tidak akan pernah terjadi di media arus utama. Mereka lebih sibuk dengan popularitas, rating dan uang. Revolusi media lahir dari pinggir, dan dilakukan oleh sekelompok orang yang dianggap tidak ada. Siapakah mereka? Mereka adalah jurnalis Muslim yang senantiasa membela Agama Kebenaran, penuh dedikasi dan keikhlasan meski dihadapkan pada banyak keterbatasan. Salam hangat penuh cinta untuk mereka. Mari kita sambut musim semi Indonesia
Buku setebal 200 halaman lebih tersebut mendapat kata pengantar dari Wartawan Senior Herry Mohammad (Redaktur Pelaksana Majalah Gatra) ini, diluncurkan bersama sejumlah jurnalis muslim yang tergabung dalam Jurnalis Islam Bersatu (JITU) di Warung Teko, Poins Square, Lebak Bulus, Jakarta. Saat menulis buku tersebut, Fadhil masih bekerja sebagai News Produser TVOne. Perang batin yang dirasakan Fadhil atas kebijakan redaksi, tempat ia bekerja sebelumnya, menjatuhkan pilihannya untuk hengkang  dari TV One. Karena sudah tidak ada lagi kecocokan.
Sebagaimana yang ia ungkapkan dalam bukunya, “Pada level global, beberapa jurnalis kawakan pun memilih keluar dari tempatnya bekerja, karena bertentangan dengan hati nurani, saat kepentingan politik praktis dan tugas jurnalistik yang mengedepankan kebenaran, bertabrakan.” Penulis  memberi contoh, Helene Thomas dari Heart Newspaper, mengundurkan diri dari posisinya sebagai jurnalis senior di Gedung Putih. Dia dikecam oleh Pemerintah George W. Bush karena mengkritik Israel dan kebijakan politik luar negeri AS yang mengivansi Irak dan Afghanistan. Adapula Yvonne Ridley, jurnalis Inggris yang pernah disekap Taliban, saat melakukan tugas jurnalistik pada tahun 2002. Dia kemudian masuk Islam dan  melakukan kampanye Islam  ke seluruh dunia. Bahkan bersama sejumlah koleganya, jurnalis muslimah yang kini berjilbab ini membangun Islamic Channel.
Buku terbitan penerbit Islam ternama yang satu ini terdiri atas lima bab utama yang masing-masing membahas mengenai  Kebebasan Pers Pasca Tumbangnya Orde Baru, Kezaliman Media Massa Dunia Terhadap Umat Islam, Jurnalis dan Harga Sebuah Idealisme, Saatnya Umat Islam Melawat Lewat Media Massa,  dan bab yang terakhir membahas mengenai Resolusi Umat islam di Bidang Komunikasi. Yang menarik dalam buku ini dalam mengkritisi setiap kezaliman media  terhadap umat Islam, mulai dari pemberitaan terorisme, pemberitaan  Front Pembela Islam, pemberitaan Sunni-Syiah, pemberitaan kerusuhan Ambon dan Poso, Perang Irak,  kezaliman media dalam pemberitaan 11 September 2001, pemberitaan HKBP Ciketing Bekasi dan Gereja Yasmin dan sebagainya.
Ditulis dengan gaya khas seorang jurnalis senior, buku ini disajikan dalam berbagai fakta logis yang sangat detail dan bahasa yang cukup nyaman dipahami oleh pembaca. Opini dan ide-ide orisinil juga diungkapkan cukup kuat dalam buku Kezaliman Media Massa Terhadap Umat Islam.
Bagi para jurnalis muslim maupun kaum muslimin pada umumnya, sangat layak membaca buku karya jurnalis senior tersebut. Sebab buku ini adalah karya seorang jurnalis televisi yang paham betul tentang jagad dunia jurnalisme. Penulis merasa prihatin karena media massa di Indonesia, segaja atau tidak, telah bertindak zalim terhadap umat terbesar di republik ini. Realitas ini mendorongnya untuk menghimpun fakta dan bukti kezaliman yang dilakukan media terhadap umat Islam.
Tujuan utamanya ditulis buku ini tak lain adalah untuk  mengingatkan  kepada umat Islam, agar terus mengkritisi berbagai berita yang menyangkut umat ini. Ummat Islam diharapkan tidak mentah-mentah menelan informasi yang berasal dari pihak-pihak yang ingin menjatuhkan dan menghancurkan Islam itu sendiri. Bagi para jurnalis muslim, tentu saja informasi yang dihimpun dalam buku  ini bisa jadi bahan instropeksi agar lebih bijak dalam  menyiarkan informasi ke tengah masyarakat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar