Jumat, 27 November 2015

SERIGALA POLITIK TURKI

Ahmed Davutoglu; Serigala Politik Turki
Oleh: Ustaz Hafidin Achmad Luthfie

Tsa'lab adalah bintang yang punya kecerdasan dan kecerdikan. Orang Indonesia biasanya menerjemahkan "tsa'lab" dengan "srigala".

Orang arab suka memberikan nama atau laqab pada orang dengan nama binatang-binatang tertentu karena melihat sifat-sifat positifnya. Penyerupaan orang dengan binatang atau yang lain dalam balaghah dibahas pada bab tasybih.

Saat ada orang kuat, pemberani, dan tangguh maka di akan diberikan laqab "asad". Ketika dia datang maka orang akan berkata, "telah datang seekor singa" (jaa-`a al asad).

Saat ada penuntut ilmu yang tabah dan sabar dalam thalab dan tahshil terkadang diberikan laqab "himaar" (himar). Laqab "al himaar" disandingkan di belakang namanya. Sehingga tertulis "fulaan al himaar" untuk menunjukkan kesabaran dan ketabahannya yang luar biasa dalam menanggung kesulitan dan penderitaan dalam thalab dan tahshil. Saat ada orang yang cerdas dan cerdik maka diberikan laqab atau diserupakan dengan binatang "tsa'lab".

Saat ada orang yang super cepat dalam menghafal hadits-hadits maka diberikan laqab "shaa'iqah" yang bermakna "petir". Dia diserupakan dengan petir dalam hal kecepatannya.

Masih banyak sekali laqab-laqab yang diberikan pada orang tertentu dan punya history serta makna tertentu. Dalam kitab-kitab rijaalul hadiits ada pembahasan khusus tentang laqab dan kunyak. Silakan merujuk kesana.

Ahmad Dawud Oglu. Dia adalah akademisi ilmu politik dan ekonomi. Dia juga teknokrat yang handal. Dia mampu mentranformasikan teori ilmu politik dalam kebijakan kenegaraan Turki yang brilian utamanya dalam lapangan politik luar negeri atau hubungan internasional.

Oglu adalah seorang yang juga ahli strategi. Dia sangat cerdas memanfaatkan sekecil apapun peluang bahkan kelemahan untuk mendapatkan keuntungan dan kemaslahatan bagi proyek "'Ottoman Baru" ('Utsmaniyyah Jadidah). Dia bagaikan seorang master taichi yang menggunakan pukulan dan serangan lawan itu sendiri untuk mengalahkannya.

Oglu dijuluki atau diberikan laqab "tsa'lab al siyasiyyah at turkiyyah" (srigala politik Turki). Melalui kajian yang mendalam dan menyeluruh tentang politik, hukum, ekonomi, dan sosial, Oglu merumuskan langkah strategi mewujudkan "Ottoman Baru".

Di sini saya melihat benarnya strategi Oglu ketika menggagas agar Turki bergabung dengan Uni Eropa. Dan Najmuddin Arbakan keliru ketika itu menentangnya. Erbakan kala itu berkata "'uuduu ilaa islaamikum" (kembalilah pada keislaman kalian). Kekeliruan Erbakan itu baru diketahui belakangan ini setelah AKP sukses membangun kepemimpinan sipil Islam di Turki.

Meski pemimpin-pemimpin sekuler Turki turut membidani kelahiran NATO tetapi di tangan Erdogan dan Oglu organisasi pakta pertahanan atlantik utara itu sekarang menjadi terpaksa melindungi Turki yang semakin dekat pada Islam. Dalam kasus konfrontasi militer antara Ankara dan Moskow yang baru lalu NATO terpaksa harus membela dan membantu Turki bila terjadi perang terbuka. NATO pasti mengumpat Turki karena mereka dipaksa Erdoghan untuk menjadi tameng dan perisai bagi ancaman Islamisasi di Turki dan pembangunan "Ottoman Baru".
Dari Brussels, Belgia, Rajab Thayyib Erdoghan dalam konferensi press tak segan mengancam Rusia. Bahwa Rusia akan menderita kerugian besar bila berani menyerang Turki.

Apakah ada pemimpin Uni Eropa atau jenderal NATO yang berani mengancam Rusia yang terkenal keras kepala dan anti diancam? Tetapi Erdoghan bisa melakukannya. NATO pasti mengumpat Erdoghan di belakang karena hal itu. Tapi hal itu tak penting. Yang jelas NATO sekarang dalam "ma'zaq" (delema).

Tetapi sebenarnya yang menjadikan Turki berani melawan Rusia adalah solidnya dukungan dalam negeri ditambah satu miliar umat Islam yang mulai bangun dari tidur panjang dan mulai menuntut kembali kepemimpinan politik dan militer yang telah hilang selama hampir satu abad. Bila Turki menyerukan jihad maka dunia akan menjadi kacau. Rusia akan betul-betul mendapatkan "tha'natun 'alas zhahrihaa" sebagaimana ungkapan Putin beberapa waktu lalu saat pesawat pembom sukhoi 24 ditembak jatuh pesawat tempur F 16 Turki.

Kembali pada "Srigala Politik Turki". Dia dikenal mengatasi masalah tanpa masalah. Dia mampu sejauh ini menyelesaikan problem dengan nol risiko. Media arab menyebutnya dengan "tashfiirul masyaakil".

Kita akan melihat hal-hal yang mengejutkan di hari-hari depan. Kita sebagai umat Islam harus optimis bahwa masa depan adalah milik umat Islam. In sya Allah akan terjadi "tahawwul hadhari" atau rotasi peradaban. Mari doakan dan dukung Turki memimpin 1,5 miliar muslim untuk mewujudkan teori istikhlaf dalam ardhul waaqi'.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar